Surat terbuka kepada Scholz Jerman mengecam pengalihan tempat suaka

Lebih dari 300 kelompok advokasi dan organisasi internasional telah menulis surat terbuka kepada Kanselir Jerman Olaf Scholz menentang kemungkinan menahan pencari suaka di negara-negara ketiga untuk diproses.

“Mohon keluarkan penolakan yang jelas terhadap rencana untuk mengalihkan prosedur suaka,” para penulis menuntut dalam surat yang diterbitkan pada hari Rabu. Para pihak yang menandatangani surat tersebut termasuk Amnesty International Jerman, Médecins Sans Frontières (Dokter Tanpa Batas), dan kelompok advokasi migran Pro Asyl.

Surat terbuka itu dirilis menjelang pertemuan Scholz dengan pemimpin 16 negara bagian Jerman pada hari Kamis di Berlin, di mana isu tersebut diharapkan menjadi topik utama.

Kementerian Dalam Negeri Jerman saat ini sedang mempertimbangkan kemungkinan mengalihkan proses suaka ke negara-negara ketiga di luar Uni Eropa.

Menteri Dalam Negeri tingkat negara bagian juga mulai berkumpul pada Rabu malam untuk tiga hari pembicaraan yang diperkirakan akan didominasi dengan pembicaraan tentang kebijakan migrasi, suaka, dan deportasi. Mereka mengadakan pertemuan di Potsdam, sebuah pinggiran Berlin.

Pembunuhan seorang polisi oleh seorang migran yang memegang pisau pada akhir Mei di kota Jerman Mannheim telah memicu perdebatan baru tentang apakah Jerman seharusnya mendepor orang yang dinyatakan bersalah atas kejahatan serius ke negara-negara seperti Suriah dan Afganistan.

Para penulis surat terbuka memperingatkan bahwa penyalahgunaan hak asasi manusia yang serius dapat terjadi jika proses suaka diambil alih oleh negara-negara di luar UE. Mereka berpendapat bahwa menerima pencari suaka dan mengintegrasikan mereka ke dalam masyarakat dapat berjalan lancar dengan kerja sama yang lebih besar.

“Rencana untuk mendepor pengungsi ke negara ketiga di luar Eropa atau melakukan prosedur suaka di luar UE, di sisi lain, tidak efektif secara praktis, sangat mahal, dan menimbulkan ancaman terhadap supremasi hukum,” kata surat tersebut.

Menurut para penulis, perdebatan saat ini tentang rencana tersebut di Jerman maupun negara-negara UE lainnya sudah mulai berpengaruh.

“Rencana semacam itu seringkali menimbulkan ketakutan besar di kalangan pengungsi dan meningkatkan risiko tindakan menyakiti diri sendiri dan bunuh diri,” menurut surat tersebut.

Scholz mengumumkan rencana untuk melanjutkan deportasi ke negara-negara tersebut setelah serangan di Mannheim, meskipun ada kekhawatiran dari para advokat tentang penyalahgunaan hak asasi manusia di sana. Wakil Kanselir Robert Habeck, dari partai Hijau, juga menyuarakan dukungan terhadap hal tersebut pada hari Rabu.