Thailand akan menuntut delapan pelaku atas kematian Tak Bai 2004 | Berita Konflik

Insiden tersebut tetap menjadi salah satu insiden paling mematikan dalam pemberontakan bersenjata yang berkepanjangan di provinsi-provinsi selatan Thailand.

Thailand telah mengatakan bahwa akan memperkarakan delapan mantan personel keamanan atas pembunuhan Tak Bai 2004 di mana 78 demonstran mati lemas setelah mereka ditangkap dan ditumpuk di atas satu sama lain di truk-truk militer.

Pengumuman dari kantor jaksa agung pada hari Rabu datang hanya beberapa minggu sebelum batas waktu kasus pada 25 Oktober dan setelah pengadilan Thai bulan lalu menerima keluhan terkait terhadap tujuh mantan personel keamanan senior yang diajukan oleh keluarga korban.

“Tersangka seharusnya dapat memprediksi bahwa tindakan mereka akan menyebabkan sesak napas dan kematian 78 orang di bawah tanggung jawab mereka,” kata juru bicara jaksa agung Prayut Bejaguran dalam konferensi pers.

Insiden tersebut tetap menjadi salah satu konflik yang paling mematikan di provinsi-provinsi selatan Thailand yang mayoritas penduduknya Muslim. Para demonstran meninggal setelah ditangkap dalam unjuk rasa di luar kantor polisi dan kemudian ditumpuk di atas satu sama lain di belakang truk militer Thailand.

Pemerintah saat itu, di bawah Perdana Menteri Thaksin Shinawatra, menyatakan penyesalan atas kematian tersebut namun menyangkal segala kesalahan.

Sementara itu, polisi awalnya mengatakan beberapa demonstran bersenjata.

Lebih dari 7.600 orang tewas dalam lebih dari 20 tahun kerusuhan di provinsi-provinsi Thailand yang mayoritas penduduknya Muslim berbatasan dengan Malaysia.

Putri Thaksin, Paetongtarn Shinawatra, menjadi perdana menteri Thailand bulan lalu.

Minggu lalu, pengadilan Narathiwat memanggil seorang mantan komandan militer dan mengeluarkan surat perintah penangkapan bagi enam mantan personel keamanan senior yang tidak hadir dalam sidang pidana terkait keluhan yang diajukan oleh keluarga korban.

Komandan tersebut kini menjadi politisi dengan Partai Pheu Thai yang berkuasa.

Tinggalkan komentar