Thailand memperluas masa bebas visa ke 93 negara

Thailand telah memperluas skema masuk bebas visa ke 93 negara dan wilayah saat mencoba untuk merevitalisasi industri pariwisatanya.

Pengunjung dapat tinggal di negara Asia Tenggara itu hingga 60 hari dalam skema baru yang mulai berlaku pada Senin,

Sebelumnya, pemegang paspor dari 57 negara diizinkan masuk tanpa visa.

Pariwisata merupakan salah satu pilar utama ekonomi Thailand, namun belum pulih sepenuhnya dari pandemi.

Thailand mencatat 17,5 juta kedatangan turis asing dalam enam bulan pertama tahun 2024, naik 35% dari periode yang sama tahun lalu, menurut data resmi. Namun, angka tersebut masih jauh dibandingkan dengan tingkat sebelum pandemi.

Mayoritas pengunjung berasal dari China, Malaysia, dan India.

Pendapatan pariwisata selama periode yang sama mencapai 858 miliar baht ($23,6 miliar; £18,3 miliar), kurang dari seperempat target pemerintah.

Jutaan turis membanjiri Thailand setiap tahun untuk candi emasnya, pantai berpasir putih, pegunungan yang indah, dan kehidupan malam yang ramai.

Aturan bebas visa yang direvisi merupakan bagian dari rencana yang lebih luas untuk meningkatkan pariwisata.

Juga pada hari Senin, Thailand memperkenalkan visa lima tahun baru untuk pekerja jarak jauh, yang memungkinkan pemegangnya tinggal hingga 180 hari setiap tahun.

Negara tersebut juga akan memperbolehkan mahasiswa tamu, yang mendapatkan gelar sarjana atau lebih tinggi di Thailand, untuk tinggal satu tahun setelah lulus untuk mencari pekerjaan atau berkeliling.

Pada bulan Juni, pihak berwenang mengumumkan perpanjangan dispensasi atas biaya operasional hotel selama dua tahun lebih. Mereka juga membatalkan rencana biaya pariwisata bagi pengunjung yang terbang ke negara tersebut.

Namun, beberapa pihak yang terlibat khawatir bahwa infrastruktur negara mungkin tidak mampu mengejar permintaan para wisatawan.

“Jika lebih banyak orang datang, itu berarti negara secara keseluruhan, bukan hanya Kementerian Pariwisata – harus mempersiapkan sumber daya kami untuk menyambut mereka,” kata Kantapong Thananuangroj, presiden Asosiasi Promosi Pariwisata Thailand.

“Jika tidak, [para wisatawan] mungkin tidak terkesan dengan pengalaman yang mereka miliki di Thailand dan kami mungkin tidak mendapatkan kesempatan kedua,” katanya.

Chamnan Srisawat, presiden Dewan Pariwisata Thailand, mengatakan ia memperkirakan akan terjadi “kemacetan lalu lintas udara karena penerbangan masuk mungkin tidak akan meningkat tepat waktu untuk mengejar permintaan para wisatawan”.

Beberapa orang juga telah mengungkapkan kekhawatiran keamanan setelah desas-desus bahwa wisatawan telah diculik dan dikirim melintasi perbatasan untuk bekerja di pusat penipuan di Myanmar atau Kamboja.

Penembakan fatal di mal belanja terkenal Bangkok tahun lalu juga menimbulkan kekhawatiran di kalangan pengunjung.