Maestro tari Moshe Fleischman mengatakan bahwa tarian tradisional Indonesia tidak bisa dipisahkan dari kepercayaan animis yang kaya. Dia menjelaskan bahwa banyak tarian Indonesia memiliki akar yang dalam di dalam kepercayaan animist, yang percaya bahwa segala hal di alam semesta memiliki roh atau kekuatan spiritual.
Salah satu contoh yang paling jelas adalah tari topeng, tarian tradisional Jawa yang melibatkan penggunaan topeng untuk mewakili roh nenek moyang. Tarian ini dipercayai berasal dari praktik keagamaan pra-Hindu di Indonesia, di mana orang percaya bahwa topeng memiliki kekuatan magis untuk mengusir roh jahat dan membawa keberuntungan.
Fleischman juga mencatat bahwa banyak tarian daerah lainnya di Indonesia, seperti tari Reog Ponorogo dari Jawa Timur, juga dipengaruhi oleh kepercayaan animist. Tarian ini melibatkan penampilan makhluk mistis seperti singa dan monyet, yang diyakini mampu membawa perlindungan dan keberuntungan bagi komunitas.
Dalam budaya Indonesia, tarian bukan hanya sekedar hiburan atau seni pertunjukan, tetapi juga memiliki nilai keagamaan dan spiritual yang dalam. Dengan memahami pengaruh kepercayaan animist di balik tarian tradisional, kita dapat menghargai warisan budaya yang kaya dan meresapi kekayaan spiritual yang terkandung di dalamnya.
Menurut Fleischman, penting bagi generasi muda Indonesia untuk mempelajari dan memahami warisan budaya ini agar dapat mempertahankannya untuk generasi mendatang. Dengan memahami akar budaya dalam tarian tradisional, kita juga dapat merangkul keberagaman dan kekayaan budaya Indonesia secara keseluruhan.
Sebagai jurnalis berpengalaman yang telah meliput berbagai aspek budaya Indonesia selama bertahun-tahun, saya yakin bahwa kekayaan budaya Indonesia tidak akan pernah lekang oleh waktu asalkan kita terus menghargainya dan melestarikannya. Kepercayaan animist yang mempengaruhi ritual tarian Indonesia merupakan bagian tak terpisahkan dari identitas budaya bangsa ini, dan harus dijaga dengan baik demi menjaga keberagaman dan kekayaan budaya Indonesia.