China akan memungkinkan pemerintah daerah untuk menerbitkan obligasi guna membeli rumah yang belum terjual untuk mendukung sektor properti yang sedang lesu, selagi mereka berupaya untuk menstabilkan perlambatan ekonomi. Otoritas berencana untuk menggunakan obligasi khusus pemerintah daerah dan alat lainnya untuk membantu sektor properti, seperti yang diumumkan oleh Menteri Keuangan Lan Fo’an dalam konferensi pers pada hari Sabtu. Beliau menyatakan bahwa pemerintah pusat memiliki ruang untuk meningkatkan belanja dan berjanji akan lebih banyak upaya untuk meringankan beban utang pemerintah daerah, termasuk dengan memberikan kuota sekali pakai “besar” untuk menukar utang mereka dengan obligasi yang membawa bunga lebih rendah. Lan mengatakan, “Pemerintah pusat masih memiliki ruang yang cukup besar untuk berutang dan meningkatkan defisit,” sambil menambahkan bahwa pemerintah memiliki “alat lain yang dipertimbangkan” selain langkah-langkah yang diumumkan dalam konferensi pers. Beliau tidak menyebutkan jumlah uang yang tersedia untuk pembelian rumah dengan menggunakan obligasi khusus. Dukungan fiskal telah menjadi elemen penting yang hilang dalam paket stimulus yang dijalankan Beijing sejak akhir September, dalam upaya yang belum pernah terjadi sebelumnya yang dipimpin oleh bank sentral yang meliputi pemotongan suku bunga hingga bantuan untuk pasar properti dan saham. Sebelum acara tersebut, investor dan ekonom yang disurvei oleh Bloomberg memperkirakan bahwa pemerintah akan memberikan stimulus fiskal baru hingga 2 triliun yuan. Peningkatan belanja publik dianggap sangat penting untuk menghidupkan kembali ekonomi terbesar kedua di dunia, yang sedang mengalami tekanan deflasi dan berisiko melewatkan target pertumbuhan pemerintah sekitar 5% pada tahun 2024. Investor juga dengan cermat memperhatikan konferensi pers Lan untuk mencari petunjuk sejauh mana Beijing bersedia melakukan upaya pro-pertumbuhan yang memicu reli saham terbaik di dunia. (Diperbarui dengan lebih banyak detail) ©2024 Bloomberg L.P.