Tradisi Pasung di Jawa: Pemberitaan Terbaru

Pasung: Tradisi Jawa yang Merupakan

Di tengah gemerlap perkembangan zaman yang semakin modern, masih ada tradisi-tradisi lama yang tersisa dan dilestarikan oleh masyarakat Jawa. Salah satu tradisi yang memilukan dan menusuk hati adalah praktik pasung, sebuah bentuk perlakuan tidak manusiawi terhadap orang yang mengalami gangguan jiwa.

Pasung adalah praktik yang secara harfiah berarti mengikat. Orang yang mengalami gangguan jiwa sering kali diikat atau dipasung oleh keluarganya sendiri karena dianggap sebagai cara untuk mengurangi risiko bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh orang tersebut. Padahal, penelitian telah menunjukkan bahwa praktik ini justru dapat memperburuk kondisi fisik maupun mental penderitanya.

Praktik pasung bukanlah hal baru bagi masyarakat Jawa. Sejak zaman dahulu kala, pasung telah menjadi bagian dari tradisi yang turun-temurun di kalangan masyarakat Jawa. Namun, seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan kesadaran akan hak asasi manusia, praktik pasung semakin banyak menuai kecaman dan kritik dari berbagai pihak.

Menariknya, meskipun sudah banyak upaya untuk memberantas praktik pasung, namun masih banyak masyarakat Jawa yang memilih untuk tetap mempraktikkannya. Hal ini menunjukkan betapa kuatnya pengaruh tradisi dan budaya dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Jawa. Bagi mereka, pasung bukan hanya sekadar sebuah praktik, namun juga merupakan bagian tak terpisahkan dari identitas dan kepercayaan mereka.

Meskipun begitu, tidak dapat dipungkiri bahwa praktik pasung telah merenggut banyak nyawa dan mengakibatkan penderitanya mengalami penderitaan yang tidak manusawi. Oleh karena itu, perlu adanya upaya nyata dari pemerintah maupun masyarakat untuk mengakhiri praktik pasung ini dan memberikan perlindungan serta perawatan yang layak bagi orang-orang yang mengalami gangguan jiwa.

Sebagai sebuah bangsa yang kaya akan budaya dan tradisi, sudah saatnya kita semua bersatu untuk memberikan perlindungan dan merawat mereka yang membutuhkan, termasuk orang-orang yang mengalami gangguan jiwa. Mari kita lepas dari belenggu tradisi yang menyakitkan seperti pasung dan berlari menuju masa depan yang lebih manusiawi dan beradab. Kita semua memiliki tanggung jawab moral untuk menjaga martabat dan hak asasi setiap individu, tanpa terkecuali.

Itulah pesan yang hendak saya sampaikan melalui tulisan ini, semoga kita semua dapat bersatu dan bekerja sama untuk mengakhiri praktik pasung dan memberikan perlindungan yang layak bagi mereka yang membutuhkan. Terima kasih.