“Pasukan di Ukraina harus diperbanyak,” kata pejabat senior AS, saat Rusia membuat kemajuan besar di Ukraina.
Ukraina harus mempertimbangkan menurunkan usia dinas militer menjadi 18 tahun, kata seorang pejabat AS, karena pemerintahan Gedung Putih yang lama dilaporkan sedang menyiapkan paket senjata baru untuk memperkuat Kyiv sebelum Presiden Joe Biden meninggalkan jabatan pada Januari.
Berbicara kepada wartawan, seorang pejabat senior AS yang tak disebutkan namanya mengatakan pada hari Rabu bahwa Ukraina harus mempertimbangkan menurunkan usia dinas militer dari 25 menjadi 18 tahun, karena negara tersebut tidak mobilisasi atau melatih cukup pasukan baru untuk menggantikan yang tewas dalam pertempuran.
“Kebutuhan saat ini adalah tenaga kerja,” kata pejabat senior administrasi Biden.
“Rusia sebenarnya membuat kemajuan, kemajuan stabil, di timur, dan mereka mulai mengalahkan barisan Ukraina di Kursk … Mobilisasi dan lebih banyak tenaga kerja bisa membuat perbedaan signifikan saat ini, saat kita melihat medan perang hari ini.”
Pejabat tersebut juga mengatakan pasukan Ukraina sekarang memiliki “stok yang cukup dari alat-alat penting, amunisi, dan senjata-senjata yang mereka butuhkan untuk berhasil di medan perang”.
“[Tapi] tanpa aliran pasukan baru, unit-unit yang ada, yang bertempur dengan pahlawan di garis depan, tidak bisa bergantian untuk istirahat, memperbarui, melatih, dan melengkapi kembali,” katanya.
Namun, sumber di kantor Presiden Volodymyr Zelenskyy memberi tahu agensi berita Reuters bahwa Ukraina tidak memiliki sumber daya untuk melengkapi pasukan saat ini.
“Saat ini, dengan upaya mobilisasi kami saat ini, kami tidak memiliki cukup peralatan, misalnya, kendaraan lapis baja, untuk mendukung semua pasukan yang kami panggil,” kata sumber tersebut.
Kyiv, tambahnya, tidak akan “menggantikan keterlambatan mitra-mitra kami dalam pengambilan keputusan dan rantai pasokan dengan kehidupan pasukan kami dan anak-anak kami yang paling muda”.