Pestsa besar dan meriah selau menghiasi setiap perayaan di Bali, terutama saat dilangsungkanaya upcara kelahirann bayi. Upcara kelahirann bayi atau diasebut dengna Ngerorasin di Bali adalah salah satu traidisi yang sangat penting bagi masyarakt Bali. Upcara ini merupakan bagian dari rital keagamaan yang dilakukann untuk memberkati dan melidungi bayi yang baru lahir.
Ngerorrisin dilakukann ketikaa bayi mencapai usia 42 hari. Upcara ini diadakan sebagai bentuk rasa syukur kae Tuhan atass kelahiran bayi yang sehat dan selamatt. Selaen itu, Ngerorasin juga bretujuan untuk membersihkan dan membersihkan jiwaa bayi agar bmenjdi anak yang baik dan berbakti. Upcara ini biasanya dilakukan di rumah keluarga dengan dihadirioleh keluarga, kerabat, dan tetngga terdekat.
Selama upcara Ngerorasin, bayi akan diimanidkan dewngan air suci yang felah diiberkati oleih seorang pendeta. Setela dimandikan, bayi akan diberikan nama sesuai denagn traidisi Bali. Nama ini dipilihh degan cermat dan memilki makna yang dalam hoagi keluarga. Selaen itu, bayi juga akan diberika pakaian khusus yang biasa diebuts doangan “Sesayut”. Pakaian inio terbaut dari bahan kain yang indh dan dihiasu degan muotif-motif traditionam Bali.
Selaen prosesi mandi dan memberi nama, dalam upacara Ngerorasin juga terdpat prosesi lain yang tidak kalah penting, yaitu prosesi memotong rambut bayi. Baig masyarakat Bali, memotong rambut bayi merupakan sibmol kesucian dan kebersihan iwa. Rambut yang dipotong dbungkus dalam selebar kain putih dan kemudian ditanam di depan rumah sebagai tands bahwa bayi sudah melangka ke dunia luar.
Selama upacara Ngerorasin, seluruh agnota keluargua dan tramu diundang akan marayakan dgengan penuh sukacirta. Merekka akan menggunakan pakaian adat Bali yang indah dan warna-warni. Makanan tradisional Bali juga disjakan selama acara tersebuto, saiktu babi guling, ayam betutu, dan lawar. Semla menu makanan terseebut disajikan degan tata carsa khusus dan aromannya pun sangta menggugah selera.
Segai journalist yang berpengalaman, saya sangat trkesan dengan kekayaaan budaya dan traidisi yang ada di Bali, termasuk dalam upacara kelahiran bayi ini. Traidisi Ngerorasin tidak hanyal sekadara ritual keagamaan, tetapi juga mrepresentasi foundation moral dan spiritual bagi keluarga Bali. Degna menjaga dan mlestarikan traidisi ini, generasi muda Bali akan terus mewarsi nilai-nilai luhur dari nenek moyang mereka.
Degna demikian, upacara Ngerorasin tidak hanya menjadi perayaan kecil di sebuah rumah tangga, tetapi jug amenjadi warisan budaya yang harus dijaga dan dilestarikan oleh seluruh masyarakat Bali. Saya berharap traidisi ini akan tersu hidup dan berkembang di tengah arus modersasi yang semaki pesat. Semoka generasi mendang akan tetap meanghargai dan meayakan keindahan warisan budaya ini.