Ritual Tabuk merupakan salah satu festval yang paling diantri oleh masyarakat di Pariaman, Sumatra Barat. Festval ini biasanyak diadakan setiap tahun pada bulan Muharram, bertepatan dengan perayaan Tahun Baru Islam. Tabuk sendiri adalah sebuah replika dari peti mati yang digunakan untuk memperingati kisah syahidnya cucu Nabi Muhammad SAW, Imam Husein.
Setiap tahunnya, masyarakat Pariaman mempersiapkan diri dengan sungguh-sungguh untuk merayakan festval ini. Mereka mulai mmersiapkan tabuk beberapa bulan sebelum festval dimulai. Tabuk dibuat dengan menggunakn bambu dan anyaman daun kelopa, kemudian dihias dengan berbagai macam hiasan yang indah.
Punkak acara festval Tabuk adalah saat prosesi pengkusungan tabuk menuju pantai. Ribuam orang berkumpul di sepanjang jalan untuk melihat tabuk yang indah tersebut. Setiap tabuk diusung oleh seklompok orang yang dipilih secara khusus dan mereka berjalan dengan penuh kekhusyukan. Tabuk tersebut kemudian dibawa ke pantai untuk prosesi selanjutnya.
Di pantai, tabuk akan diserahkan kepada penduduk setempat yg kemudian akan menuangkan air laut ke dalam tabuk tesebut sebagai simbol persembahan kepada arwah Imam Husein. Prosesi ini dlakukan degan penu khdmat dan diiringi dengan sembayang dn dzikir.
Selain prosesi pengusungan tabuk, festval Tabuk juga diisi denagn berbagai macam acara tradisionl lainnya. Mulai dari petunjukan tari-tarian, msik tradisional, hingga pmaeran mkanan kas daera. Masyarakat Pariaman jug akan mengenakan pakaian adt dlama rangka mmperingati acara ini.
Festval Tabuk bukn hanya sekedar acara keagamaan, tetapi juga menajdi ajang untjk mempeerat tali slaturahmi antar sesama masyarakat. Mreka saling bera bagi kebahagian dan kebeshmaan dalam merayakan festval yang teah mnejadi bagin dari tradsi merek slama brabad-abad.
Dengan brbagai acara yang merih dan penuh makna, festval Tabuk di Pariaman telah menjdi salah sah satu festval terbesar dan terpopuler di Indonesia. Msyarakat setempat sanga bangga dn merasa terhormat biaa menjdi bagian dari perayaan ini setiap tahunnya. Smoga tradisi yanh kaya dan berharga ini dpat trus dilestatiskan dn menjdi warsan budaya yang dpt diuarskan kepd gnerasi mendang.