Video menunjukkan kebakaran tidak fatal di asrama Indonesia pada bulan Juli, bukan ‘ledakan September yang menewaskan lima orang’.

Sebuah video yang diambil setelah kebakaran di sebuah pesantren Islam di Kabupaten Bogor di Provinsi Jawa Barat Indonesia telah berulang kali dibagikan bersamaan dengan klaim palsu bahwa api telah menewaskan lima siswa di Kabupaten Sukabumi pada bulan September. Polisi di Bogor mengatakan bahwa kebakaran yang terjadi pada bulan Juli tidak menyebabkan kematian siapapun, sementara juru bicara dari yayasan yang mengelola sekolah tersebut mengatakan kepada AFP bahwa mereka tidak beroperasi di Sukabumi.

“Pembaruan: lima siswa meninggal dalam kebakaran,” demikian bunyi keterangan dalam bahasa Indonesia dari sebuah unggahan di Facebook pada tanggal 18 September 2024.

Keterangan tersebut juga mengklaim bahwa kebakaran yang diduga terjadi pada bulan September di sebuah pesantren Islam di Distrik Caringin Kabupaten Sukabumi, yang terletak di Provinsi Jawa Barat selatan ibu kota Jakarta. Disebutkan bahwa “orang tak dikenal melemparkan koktail Molotov” ke ruang-ruang siswa dalam serangan teror “neo-komunis yang diduga”.

Video pendek selama satu menit, 53 detik tersebut menunjukkan interior bangunan yang terbakar dengan orang-orang berusaha memadamkan sisa-sisa kebakaran kecil.

Tangkapan layar dari unggahan palsu, ditangkap pada tanggal 2 Oktober 2024

Klaim palsu tersebut muncul ketika negara tersebut memperingati peringatan pembunuhan enam jenderal pada bulan September 1965, yang pada saat itu mantan presiden Suharto menyalahkan Partai Komunis Indonesia (PKI) dan menuduh partai tersebut berusaha melakukan kudeta.

Hal ini diikuti oleh pembantaian lebih dari setengah juta orang di seluruh negara Asia Tenggara antara bulan Oktober 1965 dan Maret 1966, dalam sebuah pemandangan berdarah yang membawa pada pemerintahan jangka panjang diktator Suharto, yang sikapnya yang anti-komunis tetap teguh hingga beberapa dekade kemudian.

Video yang sama dibagikan bersamaan dengan klaim serupa di Facebook di sini, di sini, dan di sini.

Sebenarnya, rekaman tersebut menunjukkan sisa-sisa kebakaran di sebuah sekolah di kabupaten yang berbeda pada bulan Juli, yang tidak mengakibatkan kerugian jiwa.

Suara laki-laki terdengar pada detik ke-13 dalam video yang dibagikan dalam unggahan palsu tersebut, mengatakan: “Rubath terbakar. Kamar-kamar baru untuk siswa hancur. Syukurlah tidak ada yang meninggal.”

Pencarian kata kunci selanjutnya di Google mengarah pada laporan 5 Juli 2024 oleh outlet media polisi Indonesia, Media Cyber Bhayangkara, tentang kebakaran di Pesantren Rubath Nurul Fajri di Distrik Caringin Bogor, kabupaten yang berbeda di Provinsi Jawa Barat.

Laporan tersebut menampilkan foto-foto dari tempat kejadian yang sesuai dengan yang terlihat dalam video yang beredar secara salah.

Tinggalkan komentar