Walikota kota Prancis meminta maaf atas komentarnya yang meremehkan kasus pemerkosaan massal

Walikota sebuah kota di Prancis yang sedang menjadi perbincangan karena persidangan puluhan pria yang dituduh melakukan pemerkosaan di sana selama hampir satu dekade telah meminta maaf atas komentar yang terlihat meremehkan kasus itu. “Saya telah dikritik karena meremehkan keparahan kejahatan yang didakwa para terdakwa,” kata Louis Bonnet, walikota Mazan di selatan Prancis, dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis. “Saya memahami bahwa pernyataan ini mengejutkan dan saya sungguh-sungguh meminta maaf.” Dominique Pelicot, 71 tahun, mengatakan kepada pengadilan pekan ini di kota terdekat Avignon bahwa selama hampir 10 tahun dia membius istrinya dan mengundang puluhan pria untuk memerkosanya saat dia tak berdaya. Dalam wawancara dengan BBC, Bonnet mengatakan kasus ini bisa jadi jauh lebih serius. “Tidak ada anak yang terlibat, tidak ada wanita yang terbunuh, keluarga akan mengalami kesulitan tapi mereka dapat membangun kembali. Pada akhirnya, tidak ada yang mati,” kata dia kepada penyiar. Gisèle Pelicot, yang menikah dengan suaminya selama 50 tahun dan memiliki tiga anak dengannya, telah menjadi pahlawan bagi banyak korban pemerkosaan dan simbol perlawanan terhadap kekerasan seksual di Prancis karena tidak menyembunyikan identitasnya dalam kasus ini, membiarkan persidangan menjadi terbuka untuk publik dan tampil di depan media. Mantan suaminya dan 50 pria lainnya yang disidang, yang berusia antara 26 hingga 74 tahun, menghadapi hukuman maksimal 20 tahun penjara jika terbukti bersalah. “Kisah mengerikan ini telah melukai jiwanya,” kata walikota dalam pernyataan. “Tapi saya sepenuhnya sadar bahwa luka ini sama sekali tidak sebanding dengan penderitaan Gisèle Pelicot dan keluarganya.”