Waspadai kriminalisasi protes lingkungan di Australia | Lingkungan

Pada bulan Februari, ketika musim panas Australia hampir berakhir, aktivis lingkungan Ali Alishah memasuki Lembah Styx di Tasmania, negara bagian paling selatan Australia. Bersama dengannya adalah Bob Brown, mantan pemimpin Partai Hijau Australia di parlemen federal dan ketua Yayasan Lingkungan Bob Brown (BBF).

Sebuah pulau yang terletak di tengah samudra selatan, Tasmania dikenal secara global karena nilai lingkungannya: satu perlima daratan tersebut diakui oleh UNESCO sebagai Kawasan Warisan Dunia. Namun demikian, di antara semua keindahan alam ini, Lembah Styx, seperti namanya, hampir mitologis. Merentang di lembah tersebut adalah beberapa hutan akuatik yang terkenal dari cenar-cenar abu (Eucalyptus regnans), tanaman berbunga tertinggi di dunia.

Namun, di bagian Styx di mana Alishah dan Brown berada, gemuruh truk-truk penebangan terdengar melalui pepohonan. Sebuah area di lembah tersebut, kurang dari seperempat mil dari Kawasan Warisan Dunia Liar dan termasuk hutan tua, sedang ditebang oleh kontraktor kehutanan asli.

Setelah melakukan protes tanpa kekerasan, Alishah dan Brown ditangkap dan dituduh melanggar batas di area yang ditetapkan untuk operasi kehutanan. Sementara Brown akan menghadapi pengadilan pada bulan Juli, Alishah ditahan dalam tahanan sementara dan kemudian dijatuhi hukuman tiga bulan penjara, salah satu vonis paling signifikan untuk protes lingkungan di Australia pada abad ini.

Kasus protes Lembah Styx telah membawa Brown dan BBF ke sorotan dan memicu diskusi di seluruh Australia tentang hak para pengunjuk rasa dan kebebasan berekspresi melalui aktivisme. Yang mencolok, ini telah menimbulkan pertanyaan tentang legitimasi sejumlah undang-undang anti-protes yang telah diundangkan di seluruh negara dalam beberapa tahun terakhir.