Yunus tentang Hasina: Dia bisa menyebut dirinya sebagai PM Bangladesh, kenyataannya berbeda | Iklim

Pada COP29, Muhammad Yunus dari Bangladesh menghadapi krisis iklim dan penyembuhan nasional setelah kekacauan politik. Pada Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa 2024 (COP29) di Baku, Azerbaijan, pemenang Nobel Muhammad Yunus, penasihat utama pemerintah sementara Bangladesh, menghadapi tantangan nasional dan global. Setelah penggulingan Perdana Menteri Sheikh Hasina di tengah protes massal, Yunus dihadapkan pada tugas menantang untuk menyatukan sebuah bangsa yang terpecah. Dalam wawancara eksklusif dengan Al Jazeera, dia membahas risiko iklim parah yang dihadapi Bangladesh, reformasi politik yang diperlukan untuk mengstabilkan negara, serta pergeseran hubungan diplomatik, terutama dengan kembalinya Donald Trump, yang pernah dikritik oleh Yunus, ke Gedung Putih. Dengan masa depan Bangladesh dipertaruhkan, kepemimpinan Yunus diuji dalam berbagai bidang.

Tinggalkan komentar