Selama ini, jumlah prajurit Ukraina yang tewas telah mencapai 31.000 jiwa, demikian yang diungkapkan oleh Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky. Hal ini merupakan kali pertama ia mengumumkan angka yang pasti untuk jumlah korban Ukraina.
Zelensky enggan untuk menyebutkan jumlah prajurit yang terluka atau hilang, dengan alasan bahwa Rusia dapat mengetahui ukuran kekuatan aktif Ukraina dengan informasi tersebut. Angka yang diungkapkan olehnya tidak dapat diverifikasi secara independen.
Musim panas lalu, pejabat Amerika Serikat memperkirakan jumlah kerugian yang jauh lebih tinggi, menyebutkan bahwa hampir 70.000 orang Ukraina telah tewas dan 100.000 hingga 120.000 orang lainnya terluka. Korban militer Rusia, kata para pejabat, sekitar dua kali lipat jumlahnya.
Pengakuan Zelensky ini datang saat Ukraina semakin kekurangan prajurit dan amunisi. Sepekan yang lalu, Moskow merebut kota Avdiivka.
Sementara itu, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan bahwa pasukan Israel akan melakukan gerakan ke kota Rafah tanpa menghiraukan hasil pembicaraan untuk menghentikan pertempuran. Ia menambahkan bahwa gencatan senjata akan menunda langkah ke kota tersebut.
Rafah, sebuah kota di selatan Gaza, telah menjadi tempat perlindungan bagi ratusan ribu warga Palestina selama perang berlangsung. Gerakan militer menuju Rafah telah menimbulkan peringatan dari Amerika Serikat, sekutu terdekat Israel, karena potensi terjadinya korban sipil dalam jumlah besar.
Komentar Netanyahu tersebut dilontarkan ketika sebuah delegasi Israel bersiap-siap berangkat ke Qatar untuk pembicaraan mengenai gencatan senjata sementara dengan Hamas dan pembebasan beberapa sandera yang ditahan di Gaza.
Partai oposisi telah dilarang semua – menjadi anggota salah satunya dianggap sebagai kejahatan – dan keempat partai yang disetujui mengikuti pemilu hanya bersaing untuk saling mengalahkan dalam menunjukkan loyalitas yang teguh kepada Lukashenko.
Berita Terkini
Dampak inflasi telah merambah ke strata sepak bola Inggris, sekarang mempertahankan saham di raksasa Premier League seperti Manchester United hanya dapat dijangkau oleh mereka yang memiliki kekayaan sebanding dengan kekayaan negara. Ada puluhan investor yang menuangkan sejumlah besar uang ke dalam tim-tim di Liga Nasional yang semiprofesional dan bahkan ke dalam tingkat amatir lokal yang luas.
Hasilnya adalah liga sepak bola minor Inggris telah menjadi tempat di mana bahkan orang kaya sekalipun merasa miskin.
Kehidupan yang terus dijalani: Alfred Grosser adalah seorang ilmuwan politik dan sejarawan Perancis yang memainkan peran penting dalam meredakan ketegangan antara Perancis dan Jerman setelah Perang Dunia II. Beliau meninggal dunia pada usia 99 tahun.