“Hari 1 Juli
Para mahasiswa mulai menyuarakan protes menuntut penghentian kuota pekerjaan
Hari 15-20 Juli
Pada pertengahan Juli, protes berubah jadi kekerasan setelah Bangladesh Chhatra League, sayap mahasiswa dari partai pemerintah, beserta polisi menyerang para pengunjuk rasa mahasiswa di ibu kota Dhaka.
Pemerintah segera menutup universitas dan memutuskan akses internet. Setidaknya 187 orang tewas dan 1.000 ditangkap dalam kekerasan dan pemberantasan pemerintah antara tanggal 10 dan 20 Juli.
Hari 17 Juli
Video ini dari tanggal 17 Juli, yang diverifikasi oleh Sanad News Agency, menunjukkan para pengunjuk rasa diserang oleh tembakan senjata api di Universitas Dhaka.
Hari 18 Juli
Menurut NetBlocks, sebuah organisasi pengawas yang memantau keamanan siber dan tata kelola internet, internet di Bangladesh dimatikan oleh pihak berwenang dalam upaya untuk menekan protes nasional.
Hari 19- Diterapkan Larangan Nasional
Angkatan bersenjata tercatat menembaki kerumunan besar pengunjuk rasa, yang menolak untuk mundur. Mereka terlihat melempar batu ke mobil yang mundur.
Hari 21
Mahkamah Agung membatalkan sebagian besar kuota. Kuota 30 persen dikurangi menjadi 5 persen, dan 2 persen direservasi untuk minoritas etnis, sisa 93 persen pekerjaan untuk warga Bangladesh lainnya akan diputuskan berdasarkan prestasi.
Hari 22
Hari 23
Koneksi internet sebagian dipulihkan
Hari 25
Para pengunjuk rasa merenungkan kembali tuntutan mereka, termasuk pembebasan pemimpin protes, penghapusan larangan malam, dan pembukaan kembali universitas.
Hari 29
Protes dilanjutkan, dan seruan untuk Sheikh Hasina mengundurkan diri sebagai perdana menteri dikeluarkan.
Dalam video ini yang diverifikasi oleh Sanad News Agency, pasukan bersenjata dengan senjata berat terlihat mengambil posisi di sekitar berbagai bagian kota.
“