Salah satu pos komando Hamas terletak di sebuah terowongan di bawah Badan Bantuan dan Pekerjaan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Palestina (UNRWA).
Sumber: The Times of Israel; Reuters; Pasukan Pertahanan Israel
Detail: Insinyur militer Israel membawa reporter dari media asing melalui terowongan di bawah UNRWA.
Kantor Pusat UNRWA berada di Kota Gaza, di antara daerah utara yang pasukan dan tank Israel kuasai di awal perang empat bulan melawan faksi Islamis pemerintah Hamas, yang memaksa ratusan ribu warga sipil melarikan diri ke selatan.
“Para reporter dalam perjalanan yang diawasi ketat memasuki sebuah sumur di samping sekolah di pinggiran kompleks PBB, turun ke terowongan berlapis beton. Dua puluh menit berjalan melalui lorong yang panas dan sempit membawa mereka di bawah Kantor Pusat UNRWA, kata seorang letnan kolonel yang memimpin tur itu.
Terowongan, yang menurut pihak militer memiliki panjang 700 meter dan kedalaman 18 meter, beberapa kali bercabang, mengungkap ruang samping. Ada ruang kantor, dengan lemari besi yang sudah dibuka dan dikosongkan. Ada toilet berlantai keramik. Sebuah ruang besar dipenuhi dengan server komputer, yang lain dengan tumpukan baterai industri,” Reuters melaporkan.
Seluruh energi untuk terowongan berasal dari ruang baterai ini, kata letnan kolonel yang memimpin tur.
“Ini salah satu dari pusat-pusat intelijen Hamas. Tempat ini adalah salah satu unit intelijen Hamas, tempat mereka mengendalikan sebagian besar pertempuran,” jelasnya.
Dia juga mengatakan bahwa Hamas tampaknya telah dievakuasi menghadapi kemajuan Israel, memutus kabel-kabel komunikasi yang berjalan melalui lantai ruang bawah tanah Kantor Pusat UNRWA.
Tampaknya gempuran berat Israel dan hujan musim dingin yang berkepanjangan juga telah memaksa Hamas untuk mengevakuasi, karena beberapa bagian terowongan tersumbat pasir dan air setinggi lutut.
UNRWA menyatakan bahwa mereka telah meninggalkan kantor pusat pada 12 Oktober, lima hari setelah perang dimulai, dan oleh karena itu “tidak dapat mengonfirmasi atau mengomentari” temuan Israel.
Reuters mengatakan UNRWA sudah mengalami “waktu krisis”, setelah melakukan penyelidikan internal dan melihat sejumlah negara donor membekukan pendanaan atas tuduhan bulan lalu oleh Israel bahwa beberapa stafnya juga menjadi operator Hamas.
“Pihak Palestina telah menuduh Israel memalsukan informasi untuk mencemarkan nama baik UNRWA, yang mempekerjakan 13.000 orang di Jalur Gaza dan telah menjadi penyelamat bagi populasi yang bergantung pada bantuan selama bertahun-tahun. Badan ini menjalankan sekolah, klinik perawatan kesehatan primer, dan layanan sosial lainnya, serta mendistribusikan bantuan, menggambarkan kegiatannya sebagai murni kemanusiaan,” demikian Reuters melaporkan.
Dukung UP atau jadilah pendukung kami!