Perempuan yang direkam melarikan diri dari Jabalia dengan berjalan kaki pada hari Senin pagi mengatakan bahwa mereka memutuskan untuk pergi setelah melihat tank-tangki maju ke wilayah tersebut. “Tank itu berada di belakang ruang kelas sekolah,” Umm Jumma memberitahu agensi berita Reuters. “Kami tidak ingin pergi sampai kami melihatnya dengan mata kepala sendiri.”
Seorang perempuan lain mengatakan: “Kami telah diungsikan dari satu tempat ke tempat lain. Dan sekarang kami sudah pergi. Kami tidak tahu harus pergi ke mana.”
Agensi berita Safa yang berafiliasi dengan Hamas melaporkan adanya bentrokan antara kelompok-kelompok bersenjata Palestina dan tank-tank Israel di sebelah timur pasar kamp Jabalia, dekat beberapa sekolah yang dijalankan oleh PBB yang digunakan sebagai tempat perlindungan bagi warga sipil.
Sementara itu, agensi berita resmi Palestina Wafa melaporkan bahwa dua orang tewas dalam serangan udara Israel di rumah-rumah kamp Jabalia pada hari Senin dan sejumlah orang lain tewas dalam serangan di kota Jabalia.
Agensi tersebut juga mengutip kru ambulans yang mengatakan bahwa jenazah 20 warga sipil telah ditemukan di Jabalia dan dibawa ke rumah sakit Kamal Adwan di Beit Lahia.
Tidak ada komentar langsung dari Angkatan Pertahanan Israel (IDF).
Pada hari Minggu, IDF mengatakan pasukan telah memulai operasi di Jabalia pada malam sebelumnya yang “berdasarkan informasi intelijen mengenai upaya Hamas untuk merakit kembali infrastruktur teroris dan operatifnya di daerah tersebut”. Warga sipil di sana telah diminta untuk sementara waktu dievakuasi ke “tempat perlindungan di Kota Gaza bagian barat”, tambahnya.
IDF juga mengatakan pada hari Minggu bahwa mereka beroperasi di wilayah Zeitoun, di bagian timur Kota Gaza, untuk “mengeliminasi teroris dan membongkar infrastruktur teroris”.
Badan PBB untuk pengungsi Palestina, Unrwa, mengatakan bahwa pengeboman dan perintah evakuasi telah “menciptakan lebih banyak pengungsian dan ketakutan bagi ribuan keluarga” di Gaza utara.
Safa melaporkan bahwa Zeitoun terkena tembakan artileri Israel pada hari Senin pagi.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada hari Minggu, Hamas menuduh Israel “mengintensifkan pembantaian brutal mereka di berbagai wilayah Jalur Gaza”.
Israel meluncurkan kampanye militer di Gaza untuk menghancurkan Hamas sebagai respons atas serangan lintas batas kelompok tersebut ke selatan Israel pada 7 Oktober, selama serangan tersebut sekitar 1.200 orang tewas dan 252 orang lainnya ditahan sebagai sandera.
Lebih dari 35.000 orang tewas di Gaza sejak saat itu, menurut kementerian kesehatan yang dikelola oleh Hamas di wilayah tersebut.