Sebuah tim ilmuwan internasional telah menemukan bahwa wasabi, atau lobak Jepang, yang dikenal sebagai pasangan yang baik untuk sushi, dapat mengobati dan menjaga papyrus kuno Mesir.
Apa yang mereka temukan: Temuan mereka, yang diterbitkan di Jurnal Ilmu Arkeologi, menunjukkan bahwa uap wasabi dapat memberantas pertumbuhan mikroba, khususnya jamur, pada sampel papyrus yang dicat dan tidak dicat dengan “efisiensi penghambatan 100%.”
Mikroba diketahui merusak papyrus, bahan yang digunakan di Mesir kuno, serta di Yunani kuno dan Kekaisaran Romawi, untuk dokumen. Ilmuwan juga menemukan bahwa wasabi meningkatkan kekuatan tarik sampel sebesar 26% tanpa mengubah warna cat atau merusaknya.
Bagaimana studi itu dilakukan: Untuk eksperimen, ilmuwan menggunakan campuran bubuk wasabi dan air destilasi, yang mereka ubah menjadi “keadaan seperti kue.” Untuk subjek uji, mereka menggunakan replika papyrus berwarna merah, kuning, dan biru. Mereka kemudian menempatkan replika ke dalam oven selama 120 hari untuk meniru proses penuaan sebelum mengeksposnya pada berbagai spesimen jamur yang umumnya ditemukan pada papyri arkeologis.
Replika kemudian terkena uap wasabi selama tiga hari, yang menghasilkan hasil positif. Ilmuwan melakukan tindak lanjut sebulan kemudian dan melihat hasil yang serupa.
Bagaimana mungkin: Ilmuwan mengaitkan efek anti-jamur wasabi pada allyl isothiocyanate (AITC), senyawa kimia dan minyak tak berwarna yang memberi wasabi rasa tajamnya. AITC dikenal memiliki sifat antimikroba terhadap berbagai mikroorganisme.
Apa yang akan terjadi selanjutnya: Penemuan ini menjanjikan alternatif yang lebih hemat biaya dan berkelanjutan untuk melestarikan papyri. Di masa depan, metode tersebut juga dapat digunakan untuk diuji pada bahan lain seperti kayu dan kertas.