Polisi membawa tubuh yang mereka identifikasi sebagai pendaki gunung Amerika Serikat, Bill Stampfl di gunung Huascaran di Huaraz, Peru, pada hari Jumat. Otoritas Peru mengatakan mereka menemukan tubuh mumi dari Stampfl, yang meninggal 22 tahun lalu bersama dua pendaki Amerika lainnya setelah terjebak di dalam sebuah longsor saat mencoba mendaki puncak tertinggi Peru.
LIMA, Peru — Dua puluh dua tahun yang lalu, sebuah longsor mengubur pendaki Amerika, Bill Stampfl saat ia mendaki salah satu puncak tertinggi di Pegunungan Andes. Keluarganya tahu bahwa harapan untuk menemukannya hidup atau bahkan mengambil jenazahnya dari lapangan salju tebal dan lembaran es yang membekukan puncak Huascaran setinggi 6.700 meter.
Namun, pada bulan Juni, anak laki-laki Stampfl menerima telepon dari seorang asing, yang mengatakan bahwa ia menemukan tubuh beku, dan sebagian utuh dari pendaki tersebut, saat ia sendiri mendaki naik ke Huascaran.
“Benar-benar terkejut. Kami membicarakan tentang ayah saya, kami memikirkannya sepanjang waktu,” kata Joseph Stampfl. “Anda tidak pernah menyangka akan mendapat telepon seperti itu.”
Ia kemudian membagikan berita tersebut kepada keluarganya.
“Ini sangat mengejutkan,” kata Jennifer Stampfl, putri pendaki itu. “Saat Anda mendapat telepon bahwa ia ditemukan, hati Anda merasa tertekan. Anda tidak tahu bagaimana tepatnya merasa pada awalnya.”
Pada hari Selasa, polisi di Peru mengatakan mereka telah mengambil kembali tubuh Stampfl dari gunung di mana ia dikubur akibat longsor pada tahun 2002, ketika pendaki berusia 58 tahun itu bersama dua temannya yang juga tewas.
Sebuah grup polisi dan pemandu gunung menempatkan tubuh Stampfl di atas tandu, menutupinya dengan terpal orange, dan perlahan membawanya turun dari gunung berlapis es. Tubuh ditemukan pada ketinggian 5.200 meter, sekitar sembilan jam perjalanan dari salah satu perkemahan tempat pendaki berhenti saat mereka menaklukkan puncak curam Huascaran.
Jennifer Stampfl mengatakan keluarga berencana untuk memindahkan tubuh tersebut ke sebuah rumah jenazah di ibukota Peru, Lima, di mana ia bisa dikremasi dan abunya dipulangkan.
“Selama 22 tahun, kami berpikir: ‘Ini adalah keadaannya. Ayah adalah bagian dari gunung, dan ia tidak akan pernah pulang,'” katanya.
Polisi mengatakan tubuh dan pakaian Stampfl terawetkan oleh es dan suhu beku. SIM-nya ditemukan di dalam sebuah kantung panggul. Di sana tertulis bahwa ia adalah penduduk Chino di County San Bernardino, California.
Upaya untuk mengambil kembali jenazah Stampfl dimulai minggu lalu, setelah seorang pendaki Amerika menemukan tubuh beku saat menuju ke puncak Huascaran. Pendaki tersebut membuka kantung dan membaca nama di SIM tersebut. Ia menghubungi kerabat Stampfl, yang kemudian menghubungi pemandu gunung setempat.
Joseph Stampfl mengatakan mereka bekerja dengan sebuah asosiasi penyelamatan gunung Peru untuk mengambil kembali tubuh ayahnya, yang berada sekitar 915 hingga 1.200 meter di bawah tempat ia dan dua temannya diyakini tewas.
“Ia tidak lagi terbungkus di dalam es,” kata anak lelakinya. “Ia masih memakai sepatu.”
Sebuah tim 13 pendaki gunung ambil bagian dalam operasi penyelamatan itu — lima petugas dari unit polisi elit dan delapan pemandu gunung yang bekerja untuk Grupo Alpamayo, operator tur lokal yang membawa pendaki ke Huascaran dan puncak-puncak lain di Andes.
Eric Raul Albino, direktur Grupo Alpamayo, mengatakan ia disewa oleh keluarga Stampfl untuk mengambil kembali tubuh tersebut.
Lenin Alvardo, salah satu petugas polisi yang ambil bagian dalam operasi penyelamatan, mengatakan pakaian Stampfl masih sebagian besar utuh. Kantung pinggul dengan SIM-nya juga berisi sepasang kacamata, sebuah kamera, sebuah perekam suara, dan dua lembar uang $20 yang sudah membusuk. Sebuah cincin kawin emas masih ada di tangan kiri.
“Saya belum pernah melihat hal seperti itu,” kata Alvarado.
Huascaran adalah puncak tertinggi di Peru. Ratusan pendaki mengunjungi gunung tersebut setiap tahun dengan pemandu lokal, dan biasanya mereka butuh waktu sekitar seminggu untuk mencapai puncak.
Namun, perubahan iklim telah memengaruhi Huascaran dan puncak-puncak di sekitarnya yang lebih tinggi dari 5.000 meter, yang dikenal sebagai Cordillera Blanca. Menurut data resmi, Cordillera Blanca kehilangan 27% lembar esnya selama lima dekade terakhir.
Stampfl bersama teman-temannya, Matthew Richardson dan Steve Erskine mencoba mendaki Huascaran pada tahun 2002. Mereka telah berkeliling dunia untuk mendaki gunung-gunung yang menantang dan telah mencapai puncak Kilimanjaro, Rainier, Shasta, dan Denali, menurut laporan Los Angeles Times saat itu.
Tubuh Erskine ditemukan tidak lama setelah longsor, namun jenazah Richardson masih belum ditemukan.
Jennifer Stampfl mengatakan plakat untuk mengenang ketiga teman itu ditempatkan di puncak Gunung Baldy di California Selatan, tempat ketiga sekawan itu berlatih untuk ekspedisi mereka. Ia mengatakan mereka mungkin akan kembali ke lokasi dengan jenasah ayahnya.
Janet Stampfl-Raymer, yang merupakan istri Stampfl, mengatakan bahwa saat suaminya tidak bekerja sebagai insinyur sipil, ia suka menjadi seorang pendaki gunung.
“Ia adalah orang baik. Ia rendah hati. Ia mencintai Tuhan, dan ia mencintai gunung,” kata dia.
“Kami semua sangat mencintai suami saya. Ia adalah orang yang unik,” katanya. “Kami sangat bersyukur kita bisa membawa tubuhnya pulang untuk istirahat.”
Stampfl merencanakan ekspedisi mendaki gunung dengan hati-hati, kata putrinya. Dia juga mengatakan bahwa dia sangat rendah hati dan tidak suka menarik perhatian pada dirinya sendiri.
“Fakta bahwa ia ada di berita, itu bukan sekaliannya dengan ayah saya,” kata dia.